Kamis, 21 Maret 2013

Mitoni-JawaTengah



Mitoni (Tujuh Bulanan)
                 Mitoni berasal dari kata pitu (jawa) yang mempunyai arti tujuh. Mitoni sejak lama diyakini masyarakat jawa khususnya di Demak. Acara tersebut di adaakan untuk bersyukur kepada Tuhan telah diberi kepercayaan menjadi calon ibu, pemanjatan doa agar calon bayi lahir dengan selamat dan tepat pada waktunya, dan pada tujuh bulan ini calon bayi sudah ditetapkan menjadi laki-laki atau perempuan.
                Acara mitoni diawali dengan siraman. Siraman merupakan simbol dari pembersihan diri dari dosa-dosa agar ketika calon ibu melahirkan anak tidak mempunyai beban sehingga proses persalinan berjalan lancar. Berikut adalah prosesi siraman :
·         Suami (calon ayah) memecah kelapa kecil yang muda. Hal ini dimaksudkan memberi jalan bayi agar proses persalinan berjalan lancar
·         Telor ayam kampung dimasukkan ke dalam jarit, apabila telor pecah berarti kemungkinan calon bayi berjenis kelamin perempuan, dan apabila telor tidak pecah kemungkinan calon bayi berjenis kelamin laki-laki
·         Mandi kembang setaman dan kelapa kecil muda yang di pecah tadi di campurkan ke dalam air kembang. Pada saat mandi disediakan tujuh jarit yang berbeda untuk kemben dan dipakai secara bergantian. Ketika jarit yang terakhir dkenakan dan pantas atau cocok dengan calon ibu maka calon bayi kemungkinan adalah perempuan, dan apabila tidak pantas atau kurang cocok maka calon bayi kemungkinan adalah laki-laki.
Prosesi siraman selesai, kemudian calon ibu dipijat oleh dukun pijat bayi yang memandikan tadi.Hal ini dimaksudkan agar calon bayi mapan.
Setelah dipijat calon ibu minum jamu sorong. Jamu sorong itu berasal dari kata surung yang artinya dorong. Hal ini dimaksudkan agar saat proses persalinan mudah seperti di dorong.
Malam harinya setelah meghrib diadakan hajatan atau doa bersama oleh bapak-bapak. Biasanya  yang ikut hajatan ini akan diberikan berkat. Sebelum acara dimulai berkat ditata diatas tiga lembar daun pisang yang melambangkan anggota tubuh manusia yaitu kepala, badan, dan kaki.
Isi berkat harus diperatikan tidak boleh asal karena ini acara mitoni maka semuanya tujuh macam, jajan pasar tujuh macam, urab juga tujuh macam sayur. Untuk makanan ringan juga tujuh macam, dan yang tidak boleh ketinggalan adalah rujak cacah. Rujak ini juga menggunakan tujuh macam buah. Apabila rujak ini rasaanya sedap kemungkinan calon bayi adalah perempuan, sedangkan apabila rujaknya kurang sedap atau cemplang maka keemungkinan calon bayi adalah laki-laki.
Setelah cara hajatan selesai bapak-bapak boleh mengambil berkat. Setelah berkat habis, suami atau calon ayah akan menarik tiga lembar daun pisang tadi keluar rumah sambil berteriak “ Hore!!!“. hal ini dimaksudkan agar proses persalinan lancar dan mereka gembira menyambut kelahiran sang jabang bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar