Batik
yang menjadi ikon Indonesia ternyata tidak hanya di Pekalongan dan Solo saja. Seiring
berjalannya waktu di setiap daerah sekarang ini banyak yang membuat batik
dengan khas daerah masing-masing. Contohnya saja di Kabupaten Demak, ada
beberapa jenis batik, yaitu batik Demak dan batik Demak khas Kadilangu. Batik
Demak berbeda dengan batik Demak khas Kadilangu, baik dari motif dan juga
sejarah adanya batik tersebut.
Berbicara
tentang batik, Apakah Anda mengetahui apa itu batik? Kata batik diambil dari kata “ambatik”, yaitu kata
“amba” (bahasa jawa) yang berarti menulis dan “tik” yang berarti titik kecil,
tetesan, atau membuat titik. Jadi, batik adalah menulis atau melukis titik.
Secara umum, membatik adalah sebuah teknik menahan warna dengan lilin malam
secara berulang-ulang di atas kain. Lilin malam digunakan sebagai penahan untuk
mencegah agar warna tidak menyerap ke dalam serat kain di bagian-bagian yang
dikehendaki.
Batik merupakan lukisan
di atas kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian. Pada
awalnya, batik hanya dikenal oleh kalangan keraton. Batik terdiri dari berbagai
motif dan setiap motif merupakan simbol bagi pemakainya, seperti motif-motif
parang dan kawung yang hanya boleh dikenakan oleh keluarga kerajaan. Pada
perkembangannya, batik menyebar ke kalangan masyarakat umum.
Sumber : http://batikcrb.blogspot.com
Sejarah Batik Kadilangu
Dengan
dicanangkannya Visit Jateng 2012, pemerintah Kabupaten Demak merencanakan akan
dibuat batik Demak khas Kadilangu sebagai ikonnya. Selain sebagai ikon Visit
Jateng, juga sebagai oleh-oleh bagi wisatawan atau peziarah yang berkunjung ke
Desa wisata Kadilangu. Untuk merealisasikan rencana tersebut, pemerintah
menunjuk kelurahan Kadilangu untuk diadakan pelatihan batik khas Demak pada
awal 2011.
Dengan
adanya pelatihan tersebut, salah satu peserta yang berhasil mengembangkan batik
khas kadilangu adalah Ulfa (21) Mahasiswi UNTAG semester 6 jurusan Hukum, juga
menggeluti sebagai penyiar radio di Suara Kota Wali, Demak. Mulai berkarya batik dengan ayahnya yang
awalnya hanya iseng mengikuti pelatihan untuk mengisi waktu liburan kuliah.
Kemudian ayahnya juga tertarik untuk ikut dan mengembangkan bisnis batik khas
Demak. Pengembangan batik khas Demak, khususnya kadilangu untuk oleh-oleh para
wisatawan dan peziarah makam Walisanga di Kadilangu. Karena selama ini belum
ada oleh-oleh khas kadilangu Demak dan untuk mengingatkan orang-orang dengan Kadilangu
tumbuhan pace dan kemuning dituangkan dalam corak batik Kedilangu karena di
makam banyak tumbuh kemuning dan pace.
Motif
batik tersebut terinspirasi dari makanan khas pada jaman sunan Kalijaga yaitu
Caos Dhahar. Caos Dhahar adalah nasi tumpeng, namun isinya terdiri dari ingkung,
lele, ayam bakar, dan daun pace yang dibuat trancak mirip seperti rawon. Ada
juga motif daun pace, cening (bunga kemuning yang digabung dengan daun pace),
dan Loro Gendhing. Motif buat sendiri berdasarkan HAKI ada 4 yaitu sisik, jambu
air, blimbing, dan ornamen yang ada di Masjid Agung Demak sudah di HAKI oleh
Disperindag.
Setelah
selesai pelatihan mereka mendapat
bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan sendiri akhirnya mereka membeli
bahan-bahan dan produksi sendiri seperti
sekarang. Mereka sudah mempu yai showroom, letakya tidak jauh dari makam sunan
Kalijaga, tepatnya di depan kelurahan Kadilangu.
Selain
batik Ulfa membuat oleh-oleh khas Kadilangu yang lain berupa manik-manik
seperti gantungan kunci, kalung yang berbentuk pace sehingga masyarakat
menengah ke bawah juga dapat membeli oleh-oleh khas Kadilangu. Harga kain batik
disini mulai Rp.100.000,- sampai Rp. 1.500.000,- Bergantung warna dan proses
pembuatan. Untuk ukuran mereka hanya membuat 2.10 m, ukuran itu dipilih karena
mereka mengantisipasi pembeli yang mempunyai badan besar. Yang berbadan kecil
atau kurus jangan takut kain batiknya tersisa, karena bisa dibuat gamis untuk
yang perempuan.
Cara
Pembuatan Batik
Saat kami
observasi, para pekerja sedang libur oleh karena itu kami tidak dapat melihat
langsung proses pembuatan batik tersebut. Tetapi narasumber yakni Ulfa menerangkan proses pembuatannya. Langkah-langkahnya
yaitu:
1. Pemotongan
bahan baku (kain) sesuai ukuran yang digunakan.
2. Mengetel
: Menghilangkan kanji dari kain dengan cara membasahi kain tersebut dengan
larutan : minyak kacang, soda abu, tipol dan air secukupnya. Lalu kain diuleni
setelah rata dijemur sampai kering lalu diuleni lagi dan dijemur kembali.
3. Nglengreng
: Menggambar langsung pada kain.
4. Isen-isen : Memberi variasi pada ornamen
(motif) yang telah di lengreng
5. Nembok
: Menutup (ngeblok) bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.
6. Ngobat
: Mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada larutan zat
warna.
7. Nglorod
: Menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih (finishing).
8. Pencucian
: Setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih kemudian dijemur
Pembuatan
bergantung cuaca dan pewarnaan apabila warna yang diinginkan banyak, maka proses
pembuatan juga akan lama.
Pemasaran
Pada
awalnya pemasaran dilakukan secara lisan yaitu dari mulut ke mulut. Namun
setelah adanya Visit Jateng 2012, ada wartawan koran Suara Merdeka datang untuk
mengangkat ikon yang ada di Kabupaten Demak. Jadi batik Demak khas Kadilangu
dapat dipublikasikan. Kecamatan Dempet juga membeli batik Demak khas Kadilangu
untuk seragam oleh istri para Lurah, dipakai pada saat Karnaval yang dilaksakan
pada tanggal 7 April 2013. Hal tersebut ditujukan untuk memperkenalkan batik
Demak khas Kadilangu.
Selain itu, pemasaran juga dilakukan
dengan mengikuti bazar dan expo diberbagai daerah, misalnya di Pekalongan, Solo
dan Jakarta. Sebenarnya batik ini sudah ada permintaan untuk ekspor, namun
kendalanya ada pada pegawai yang sulit diajak untuk berkembang. Mereka hanya
bekerja saat membutuhkan uang, tidak setiap hari memproduksi. Jika ada pesanan,
pemroduksi pun tidak dapat menentukan kapan waktu pembuatan selesai.
Gambar
Batik
JAYALAH DEMAKKU
BalasHapusYang di bawahnya motif phoenix apa namanya?
BalasHapusYang di bawahnya motif phoenix apa namanya?
BalasHapus