Selasa, 09 Desember 2014

Hipotesis Umum dan Spesifik



Hipotesis adalah pernyataan, harapan, kesimpulan, atau dugaan sementara tentang hubungan dua atau lebih variabel yang harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Namun tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Hal ini bergantung dengan jenis dan tujuan penelitian.
A.      Hipotesis umum dan spesifik
Berkaitan dengan observasi, hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu:
1.       Hipotesis umum
Hipotesis umum mengandung pengertian luas, sehingga menyulitkan pencarian data dan tidak dapat diuji secara empiris. Untuk dapat diuji secara empiris perlu dirumuskan kedalam hipotesis khusus (spesifik)
2.       Hipotesis khusus (spesifik)
Pengoperasian suatu hipotesis dibatasi oleh kemampuan peneliti, antara lain waktu, dana, atau kemampuan akademik.
Semakin spesifik hipotesis maka semakin jelas implikasi pengujiannya, sehngga pengamatannya pun lebih sedikit. Namun jangan terlalu spesifik, karena akan menghilangkan arti penting pemecahan masalah.

B.      Sumber hipotesis
Sumber hipotesis adalah variabel-variabel yang sedang diperhatikan.
Terkait jenis penelitian Koentjaraningrat dalam A.Y. Soegeng Ysh (2006) menyebut tiga sumber hipotesis, yaitu:
1.       Pengalaman, pengamatan, dan dugaan peneliti sendiri
2.       Hasil penelitian yang pernah dilakukan
3.       Teori yang telah terbentuk
Goode dan Hatt dalam A.Y. Soegeng Ysh (2006) juga menyebutkan sumber hipotesis dari sudut pandang yang berbeda, yaitu:
1.       Orientasi nilai kebudayaan
2.       Kebijaksanaan rakyat dan klise
3.       Penentangan terhadap gagasan umum
4.       Pengamatan hal-hal menyimpang atau tidak cocok dengan aturan
5.       Pengalamn sosial dalam ilmu
6.       Pemakaian analogi
7.       Pengalaman pribadi
Hipotesis terdiri atas dua unsur pokok, yaitu:
1.       Unsur yang berupa fakta yang telah ada
2.       Hasil imajinasi peneliti

C.      Karakteristik hipotesis yang baik
Sebelum melakukan pengujian, peneliti sebaiknya melakukan penilaian terhadap hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis yang dirumuskan harus memenuhi kriteria tertentu, sehingga peneliti dapat menguji secara empiris.
Kerlinger dalam Punaji Setyosari (2012) mengemukakan bahwa hipotesis yang baik memiliki dua kriteria, yaitu:
1.       Hipotesis adalah pernyataan tentang hubungan atau relasi antara variabel-variabel
2.       Hipotesis mengandung implikasi-implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan-hubungan yang dinyatakan.
Nana Sudjana (2004) mengemukakan ada beberapa ciri hipotesis yang baik, antara lain:
1.       Hipotesis dinyatakan dalam kondisi tertentu
2.       Hipotesis tidak bertentangan dengan materi yang telah mapan
3.       Hipotesis harus mempunyai kekuatan untuk dapat menjelaskan suatu gejala
4.       Hipotesis harus dapat diuji.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa karakteristik hipotesis yang baik, meliputi:
1.       Memiliki kemampuan menjelaskan
2.       Menyatakan hubungan yang diharapkan antara variabel-variabel
3.       Dapat dites
4.       Harus konsisten
5.       Dinyatakan alam kalimat sederhana dan singkat

Sumber Materi
Soegeng Ysh., A.Y. 2006. Dasar-dasar Prnrlitian: Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan. Semarang: IKIP PGRI Press.
Sudjana, Nana. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar